Informasi Tentang Artikel Islami Dan Kesehatan

Rabu, 05 Juni 2019

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah Sobat Blogger






Tak terasa kita telah menjalani ibadah puasa ramadhan sebulan penuh lamanya yang seakan waktu berjalan dengan cepat, padahal kalau dirasa-rasa lagi kayaknya baru saja kemarin lho kita semua menyambut bulan puasanya, tetapi kini bulan suci itu akan berlalu dan kita bersiap untuk menyambut hari raya idul fitri 2019 yang penuh dengan kemenangan. Terkadang pada hari-hari ini perasaan sedih dan bahagia pun saling berganti menghiasi suasana hati. Bersedih karena melepas bulan ramadhan yang telah pergi, sekaligus bahagia karena bisa menyambut kembali dihari raya lebaran yang suci ini.

Sebab hari raya idul fitri adalah hari besar umat muslim yang sangat dinanti-nanti sebagai momentum kemenangan untuk melawan semua ujian dan cobaan ketika melaksanakan ibadah puasanya. Yang mungkin untuk sebagian orang, puasa itu akan terasa berat, karena untuk menahan rasa lapar dan haus seharian bukanlah hal yang sangat mudah untuk dilakukan, apalagi kalau misalnya saja mereka masih harus bekerja seharian untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Akan tetapi pada kenyataannya mereka telah berhasil melaluinya dan tetap mampu untuk selalu sabar dan ikhlas berpuasanya demi mengharapkan imbalan pahala yang tak terbatas. Tapi kalau kita simak lagi makna dari hari kemenangan itu sendiri bukanlah berhasil menahan hawa nafsunya saja lho, melainkan untuk keberkahan yang telah kita peroleh dibulan ramadhan itu sendiri.

Silakan Baca Juga Tentang : Pengertian Dari Arti Dan Makna Minal Aidin Wal Faidzin

Mungkin kalian pernah mendengar kalimat dihari lebaran idul fitri, dimana kita akan kembali suci lagi bagaikan bayi yang baru dilahirkan ke dunia oleh ibunya. Yang jika mendengar kata-kata tersebut, pastinya pun kita sudah paham betul dari besarnya berkah yang diberikan oleh Allah ﷻ yang telah menjadikan bulan puasa ramadhan ini sebagai bulan untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan dan mendapatkan pahalanya. Selain tradisi menyantap makanan khas lebaran seperti ketupat, lontong, sayur nangka, yang dilengkapi dengan opor ayam ataupun rendang sapi pedas, tradisi lainnya adalah mengucapkan kata-kata memohon maaf kepada orang-orang yang kita kenal. Karena manusia memang tak pernah akan luput dari banyaknya kesalahan (khilaf). Dan untuk menyempurnakan nilai dari ibadahnya, seringkali pula kita saling balas membalas kata-kata ucapannya kepada seseorang yang kita cintai, baik secara langsung maupun yang tidak langsung kepada mereka.

Kalau secara langsung, biasanya pun kita akan bertemu langsung dengan cara mengunjungi rumah kerabat dan para sahabat terdekat untuk menyambung Tali Silahturahim. Tapi kalau secara tidak langsung, biasanya kita hanya akan memberikan kata-kata ucapan selamat Hari Raya Idul Fitrinya melalui Caption gambar ataupun foto di media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter, Path, ataupun Line. Yang tak jarang pula dengan hastaq (#). Ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri pun telah menjadi trending topik di berbagai sosmed. Yang kata-kata ucapan selamat hari rayanya ini biasanya tak harus juga berisi dari sebuah harapan, doa, ataupun kata-kata saling memaafkan satu sama lain saja, namun begitu ucapannya juga bisa bermakna rasa cinta dan kasih sayang kepada seseorang yang selama ini tak pernah merasa bosan untuk selalu mau menemani kita dalam suka maupun duka, seperti keluarga, sahabat, dan juga pasangan hidup berumah tangganya.

Terkhusus untuk keluarga sendiri, terkadang kita merasa gengsi untuk meminta maaf lebih dulu kepada orangtua, adik dan juga kakak. Entah apa alasannya kita merasa gengsi ketika ingin mengucapkan kata-kata maaf lahir batinnya yang terasa sangat sulit. Padahal dihari lebaran idul fitri ini adalah waktu yang paling pas untuk meminta maaf kepada ibu dan ayah. Cobalah kalian ingat-ingat lagi kapan ya terakhir kalinya kamu meminta maaf sama orangtua dirumah? Mungkin tak terhitung lagikan seberapa banyak dosa-dosa besar kita kepada mereka. Oleh karena itu janganlah merasa malu untuk memberikan ucapan mohon maaf lahir dan batinnya kepada mereka, karena jika beliau sudah tidak ada sudah pasti kita sebagai anak hanya akan merasakan kesedihan dan juga rasa menyesal yang sangat mendalam. Untuk itu jadikanlah momen dihari raya idul fitri ini sebagai momen untuk menikmati kebersamaan kepada orang-orang tercinta sekaligus momen perubahan untuk menjadi lebih baik lagi daripada hari-hari yang sebelumnya.



Untuk seluruh para sahabatku khususnya didunia maya ini, aku hanya ingin mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah 2019

ﺗَﻘَﺒَّﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻨَّﺎ ﻭَ ﻣِﻨْﻜُﻢ ﺻِﻴَﻤَﻨَﺎ ﻭَﻭَﺍﻟْﻔَﺎﺋِﺰِ ‎ﻭَﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺎﺋِﺪِﻳﻦ ﻭَﺍﻟْﻔَﺎﺋِﺰِﻳﻦ

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Shiyamana Wa Shiyamakum Wa Ja’alna Minal ‘Aidin Wal Faizin. Mohon Maaf Lahir dan Batin Ya Sobat jika mungkin pernah ada kesalahan lewat beberapa tulisan pada setiap postingan diblog ini dari yang sengaja ataupun yang tidak disengaja dengan segala khilaf yang pernah aku lakukan. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima puasa dan amal dari kami dan dari kalian juga. Aamiin ya Allah.. 🤲

Sabtu, 01 Juni 2019

Pernikahan Adalah Sebuah Fitrah Dari Allah SWT Yang Hukumnya Wajib





Sudah tahukan kamu jika Agama Islam adalah agama Fitrah, dan manusia diciptakan oleh Allah ‘Azza wa Jalla sesuai dengan fitrah ini. Oleh karena itu, Allah telah menyuruh manusia untuk menghadapkan diri mereka keagama fitrah agar tidak terjadi penyelewengan dan penyimpangan sehingga manusia tetap berjalan diatas fitrahnya. Sebab pernikahan adalah fitrah manusia, maka dari itu Islam menganjurkan untuk menikah yang merupakan Gharizah Insaniyyah (naluri kemanusiaan). Apabila gharizah (naluri) ini tidak dipenuhi dengan jalan yang sah, maka ia akan mencari jalan-jalan syaitan yang akan menjerumuskan manusia kelembah hitam. Dengan Firman Allah ‘Azza wa Jalla :

ﻓَﺄَﻗِﻢْ ﻭَﺟْﻬَﻚَ ﻟِﻠﺪِّﻳﻦِ ﺣَﻨِﻴﻔًﺎ ۚ ﻓِﻄْﺮَﺕَ ﺍﻟﻠَّﻪِ‏‎ ‎ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻓَﻄَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ۚ ﻟَﺎ ﺗَﺒْﺪِﻳﻞَ ﻟِﺨَﻠْﻖِ‏‎ ‎ﺍﻟﻠَّﻪِ ۚ ﺫَٰﻟِﻚَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦُ ﺍﻟْﻘَﻴِّﻢُ ﻭَﻟَٰﻜِﻦَّ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ‎ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ‎

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam), (sesuai) Fitrah Allah, disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Ar-Ruum : 30]

Definisi Nikah ﺍَﻟﻨِّﻜَﺎﺡُ )‏‎ ) An-Nikaah menurut bahasa Arab berarti adh-dhamm (menghimpun). Kata ini dimutlakkan untuk akad atau persetubuhan. Adapun menurut syari’at, Ibnu Qudamah Rahimahullaah berkata, “Nikah menurut syari’at adalah akad perkawinan. Ketika kata nikah diucapkan secara mutlak, maka kata itu bermakna demikian selagi tidak ada satu pun dalil yang memalingkan darinya.” [1]. Al-Qadhi Rahimahullaah mengatakan, “Yang paling sesuai dengan prinsip kami bahwa pernikahan pada hakikatnya berkenaan dengan akad dan persetubuhan sekaligus. Yang hal ini berdasarkan Firman Allah Ta’ala :

ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻨْﻜِﺤُﻮﺍ ﻣَﺎ ﻧَﻜَﺢَ ﺁﺑَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ‏‎ ‎ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﻗَﺪْ ﺳَﻠَﻒَ ۚ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻓَﺎﺣِﺸَﺔً ﻭَﻣَﻘْﺘًﺎ‎ ‎ﻭَﺳَﺎﺀَ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ‎

“Dan janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sungguh, perbuatan itu sangat keji dan dibenci (oleh Allah). Dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).” [An-Nisaa’ : 22][2].

Agama Islam Menganjurkan Nikah yang menjadikan ikatan pernikahan yang sah berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai satu-satunya sarana untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang sangat asasi, dan sarana untuk membina keluarga yang sakinah. Penghargaan Islam terhadap ikatan pernikahan besar sekali, sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding dengan separuh agama. Shahabat Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu berkata : “Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

ﻣَﻦْ ﺗَﺰَﻭَّﺝَ ﻓَﻘَﺪِ ﺍﺳْﺘَﻜْﻤَﻞَ ﻧِﺼْﻒَ ﺍْﻹِﻳْﻤَﺎﻥِ،‏‎ ‎ﻓَﻠْﻴَﺘَّﻖِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ ﺍﻟْﺒَﺎﻗِﻰ‎

“Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh imannya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi.’ Dalam lafazh yang lain disebutkan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ﻣَﻦْ ﺭَﺯَﻗَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﺻَﺎﻟِﺤَﺔً ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻋَﺎﻧَﻪُ‏‎ ‎ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﻄْﺮِ ﺩِﻳْﻨِﻪِ، ﻓَﻠْﻴَﺘَّﻖِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻓِﻲ‎ ‎ﺍﻟﺸَّﻄْﺮِ ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻰ‎

“Barangsiapa yang dikaruniai oleh Allah dengan wanita (isteri) yang shalihah, maka sungguh Allah telah membantunya untuk melaksanakan separuh agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam menjaga separuhnya lagi.”

Islam Tidak Menyukai Hidup dari seorang laki-laki yang membujang, karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras kepada orang yang tidak mau menikah. Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menikah dan melarang membujang dengan larangan yang keras.” Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda :

ﺗَﺰَﻭَّﺟُﻮﺍ ﺍﻟْﻮَﺩُﻭْﺩَ ﺍﻟْﻮَﻟُﻮْﺩَ، ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﻣُﻜَﺎﺛِﺮٌ ﺑِﻜُﻢُ‏‎ ‎ﺍْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ‎

“Nikahilah wanita yang subur dan penyayang. Karena aku akan berbangga dengan banyaknya ummatku dihadapan para Nabi pada hari Kiamat nanti.”



Sindiran Pedas Umar Bin Khattab Kepada Yang Sudah Layak Menikah Tetapi Belum Mau Untuk Menikah

Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata kepada seseorang yang belum menikah, padahal ia sudah layak untuk menikah karena tidak ada lagi penghalang buat dirinya dan tidak ada target pula yang lebih penting dari menikah.

ﻣﺎ ﻳﻤﻨﻌﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ﺇﻻ ﻋﺠﺰ ﺃﻭ ﻓﺠﻮﺭ‎

“Tidak ada yang menghalangimu menikah kecuali kelemahan (lemah syahwat) atau kemaksiatan, sebagai (ahli maksiat)”. Yang tentunya kita sudah pernah membaca sebuah motivasi agar segera menyempurnakan setengah agama dari Al-Quran dan Sunnah. Sebab sindiran pedas untuk penyemangat dari ulama yang mempraktekkan Al-Quran dan Sunnah dan menjadi suri tauladan. Imam Ahmad Rahimahullah pernah berkata :

ﻟﻴﺴﺖ ﺍﻟﻌﺰﺑﺔ ﻣﻦ ﺃﻣﺮ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻓﻲ‎ ‎ﺷﻲﺀ ﻭﻗﺎﻝ ﻣﻦ ﺩﻋﺎﻙ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺘﺰﻭﻳﺞ‎ ‎ﻓﻘﺪ ﺩﻋﺎﻙ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺍﻹﺳﻼﻡ‎

“Hidup membujang bukanlah termasuk ajaran Islam.”, Beliau juga berkata, “Barangsiapa yang mengajak untuk tidak menikah, maka dia telah menyeru kepada selain Islam.” lalu Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu pun berkata :

ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﺒﻖَ ﻣﻦ ﺃﺟﻠﻲ ﺇﻻ ﻋﺸﺮﺓ ﺃﻳﺎﻡ،‏‎ ‎ﻭﻟﻲ ﻃﻮﻝٌ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ﻟﺘﺰﻭﺟﺖ ﻛﺮﺍﻫﻴﺔ‎ ‎ﺃﻥ ﺃﻟﻘﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰﺑﺎً‎

“Seandainya aku tahu bahwa ajalku tinggal sepuluh hari lagi, dan aku mempunyai kemampuan untuk menikah, maka aku akan menikah. Karena aku tidak suka bertemu dengan Allah dalam keadaan membujang.”

Thawus (seorang tabi’in), Rahimahullah berkata :

ﻻ ﻳﺘﻢ ﻧﺴﻚ ﺍﻟﺸﺎﺏ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﺰﻭﺝ‎

“Tidaklah akan sempurna ibadah dari seorang pemuda sampai ia sudah mampu untuk menikah.”

Abdullah bin ‘Abbas berkata kepada Sa’id bin Jubair yang belum menikah setelah ditanya, ia pun berkata

ﺗﺰﻭﺝ ﻳﺎ ﺳﻌﻴﺪ ﻓﺈﻥ ﺧﻴﺮ ﺭﺟﺎﻝ ﻫﺬﻩ‎ ‎ﺍﻷﻣﺔ ﺃﻛﺜﺮﻫﻢ ﻧﺴﺎﺀً.‎

“Menikahlah wahai Sa’id, karena sesungguhnya sebaik-baik umat ini adalah yang banyak isterinya.’ karena ucapan dari Umar ini telah dijadikan hujjah sesuai dengan keadaan

ﻭﻗﺎﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﻣﻴﺴﺮﺓ ﻗﺎﻝ ﻟﻲ‎ ‎ﻃﺎﻭﺱ ﻟﺘﻨﻜﺤﻦ ﺃﻭ ﻷﻗﻮﻟﻦ ﻟﻚ ﻣﺎ ﻗﺎﻝ‎ ‎ﻋﻤﺮ ﻷﺑﻲ ﺍﻟﺰﻭﺍﺋﺪ ﻣﺎ ﻳﻤﻨﻌﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ‎ ‎ﺇﻻ ﻋﺠﺰ ﺃﻭ ﻓﺠﻮﺭ‎

Ibrahim bin Maisarah berkata, “Thawus berkata kepadaku, ‘Engkau benar-benar menikah atau aku mengatakan kepadamu seperti apa yang dikatakan oleh ‘Umar kepada Abu Zawaid, “Jika tidak ada yang menghalangimu untuk menikah, kecuali kelemahan atau kemaksiatan (ahli maksiat).

Setelah kalian sudah mengetahui penjelasan dari beberapa hadits maupun sunnah yang telah aku sampaikan ini, maka terkhusus buat kaum bani adam atau laki-laki yang memang sudah mampu untuk berkeluarga hendaklah menikahi wanita-wanita yang berahlak baik untuk dijadikan sebagai pasangan hidup (istri sholeha) hingga maut memisahkan. Yang begitu juga untuk kaum wanitanya jangan sampai pula untuk tidak mau menikah jika telah siap, apalagi sampai menyukai sesama jenisnya yaitu menjadi kaum lesbian agar tidak mendapatkan laknat dan murka dari Rabb-Mu (Allah SWT)

Silakan Baca Juga Sobat Tentang : Pandangan Islam Menyerupai Laki Laki Dan Perempuan

Diberdayakan oleh Blogger.