Hadits Tentang Larangan Ghibah Maupun Fitnah




Walaupun cukup banyak juga dari kalangan kaum muslimin yang mampu untuk menjalankan perintah perintahnya Allah Azza wa Jalla dengan baik dan mau pula menjalankan sunnah-sunnah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan zina, berkata dusta, meminum khamer, bahkan mampu juga untuk shalat malam di setiap harinya, senantiasa puasa senin kamis. Namun mereka tidak mampu menghindarkan dirinya dari perbuatan ghibah. Bahkan walaupun mereka telah tahu bahwasannya ghibah itu sangat tercela dan merupakan dosa besar, tetap saja mereka tidak mampu menghindarkan dirinya dari perbuatan ghibah yaitu sering membicarakan keburukannya orang lain. Yang dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu pernah menyampaikan tentang dosanya para pelaku ghibah dengan membawakan sabdanya baginda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam :

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

“Siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan atau mengambil sesuatu yang telah menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalihnya maka akan diambil seukiran kezaliman yang pernah ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil yang kemudian akan dibebankan kepadanya.” (HR. Bukhari No. 2449)

Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar telah mencela penyakit ghibah ini dan telah menggambarkan para pelakunya dengan sebuah gambaran yang sangat hina dan jijik, yang dari Syaikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa’dirinya pernah berkata : “Kemudian Allah menyebutkan suatu gambaran yang membuat seseorang akan lari dari ghibah. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun Berfirman :

ﻭَﻻَ ﻳَﻐْﺘِﺐْ ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ‎ ﺃَﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻟَﺤْﻢَ‎ ﺃَﺧِﻴْﻪِ ﻣَﻴْﺘًﺎ ﻓَﻜَﺮِﻫْﺘُﻤُﻮْﻩُ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ‎ ﺍﻟﻠﻪَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻮَّﺍﺏٌ ﺭَﺣِﻴْﻢٌ‏‎

“Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian akan membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, karena sungguh Allah itu Maha menerima taubat dan Maha Pengasih”. [QS. Al Hujurat :12]

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyamakan mengghibahi saudara kita sendiri dengan memakan daging saudaranya yang telah di ghibahinnya tadi yang telah menjadi bangkai, yang amat sangat dibenci oleh jiwa manusia. Sebagaimana kalian membenci memakan dagingnya apalagi dalam keadaan sudah menjadi bangkai, tidak bernyawa, maka demikian pula hendaklah kalian membenci untuk mengghibahinya

Nabi ﷺ secara khusus sudah melarang setiap umatnya untuk mencari-cari dan membuka aibnya orang lain, sebagaimana yang telah disebutkan dalam haditsnya :

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ اْلإِيْمَانُ قَلْبَهُ، لاَ تَغْتاَبوُا الـْمُسْلِمِيْنَ، وَلاَ تَتَّبِـعُوْا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَوْرَاتِهُ، وَمَنْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ

“Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya dan iman itu belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian berbuat ghibah kepada kaum muslimin dan janganlah mencari-cari aurat (aib) mereka. Karena siapa saja yang suka mencari-cari aib kaum muslimin, maka Allah pun akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang dicari-cari aibnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya di dalam rumahnya (walaupun ia tersembunyi dari manusia).” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Hasan Shahih)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ ، وَإِنَّ مِنَ الْمَجَانَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا ، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Setiap umatku akan dimaafkan, kecuali orang yang terang-terangan dalam bermaksiat. Sesungguhnya, termasuk menampakkan kemaksiatan adalah seseorang berbuat suatu perbuatan maksiat dimalam hari, yang kemudian dipagi harinya dia menceritakan perbuatannya tersebut, padahal Allah sendiri telah menutupinya. Dia mengatakan, ‘Hai Fulan.. Tadi malam saya berbuat demikian dan demikian.’ padahal sepanjang malam Tuhannya telah menutupi aibnya, tetapi ketika pagi hari dia justru membuka penutup yang telah Allah tutupkan ke padanya.” (HR. Bukhari No. 6069 dan Muslim No. 2990)

Silakan Baca Juga : Sejarah Islam Asal Usul Dari Jin Setan dan Iblis

Sebab memakan bangkai hewan yang sudah mati dan berbau busuk saja pasti akan menjijikkan, apalagi memakan daging bamgkai saudara kita sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Amru bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘anhu :

ﻋَﻦْ ﻗَﻴْﺲٍ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺮَّ ﻋَﻤْﺮُﻭ ﺑْﻦُ ﺍﻟﻌَﺎﺹِ ﻋَﻠَﻰ ﺑﺒَﻐْﻞٍ ﻣَﻴِّﺖٍ, ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﻷََﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﻟَﺤْﻢِ ﻫَﺬَﺍ )ﺣَﺘَّﻰ ﻳﻤْﻸَ ﺑَﻄْﻨَﻪُ ( ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻟَﺤْﻢَ ﺃَﺧِﻴْﻪِ )ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ‏‎

“Dari Qais, dia berkata : ‘Amru bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘anh melewati bangkai seekor bighol (hewan hasil persilangan kuda dengan keledai), lalu beliau pun berkata : “Demi Allah, salah seorang dari kalian memakan daging bangkai ini (hingga memenuhi perutnya) lebih baik baginya daripada ia memakan daging saudaranya sendiri yang muslim”.



Syaikh Salim Al-Hilaly berkata : “Sesungguhnya memakan daging manusia merupakan sesuatu yang paling menjijikkan secara Tabi’at untuk bani Adam, walaupun yang dimakan tersebut orang kafir atau musuhnya yang melawan. Bagaimana pula jika yang engkau makan adalah saudara seagamamu? Karena sesungguhnya rasa benci dan jijik itu akan semakin bertambah. Sebab makanan yang baik dan halal tetap dimakan, akan menjadi sangat menjijikan jika telah menjadi bangkai.”

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ zﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ n ﻗَﺎﻝَ : ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﺣَﺮَﺍﻡٌ، ﺩَﻣُﻪُ ﻭَﻋِﺮْﺿُﻪُ ﻭَﻣَﺎﻟُﻪُ‏‎

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda :

Semua muslim terhadap muslim yang lain adalah haram, yaitu darahnya, kehormatannya, dan hartanya”. [HR. Muslim]. Orang yang mengghibah berarti dia telah mengganggu kehormatan saudaranya, karena sesuatu yang ada pada manusia yang bisa dipuji dan dicela.

Berikut Ini Tentang Definisi Ghibah

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﺗَﺪْﺭُﻭْﻥَ ﻣَﺎ ﺍﻟْﻐِﻴْﺒَﺔُ ؟ ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ : ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ، ﻗَﺎﻝَ : ﺫِﻛْﺮُﻙَ ﺃَﺧَﺎﻙَ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻜْﺮَﻩُ، ﻓَﻘِﻴْﻞَ : ﺃَﻓَﺮَﺃَﻳْﺖَ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲْ ﺃَﺧِﻲْ ﻣَﺎ ﺃَﻗُﻮْﻝُ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻴْﻪِ ﻣِﺎ ﺗَﻘُﻮْﻝُ ﻓَﻘَﺪِ ﺍْﻏْﺘَﺒْﺘَﻪُ, ﻭَ ﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﺗَﻘُﻮْﻝُ ﻓَﻘَﺪْ ﺑَﻬَﺘَّﻪُ‏‎

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda :

“Tahukah kalian apakah Ghibah itu?”. Sahabat pun menjawab : “Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :

“Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu”, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ditanyakan lagi : “Bagaimanakah pendapat Anda, jika itu memang benar ada padanya? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :

“Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya, akan tetapi jika apa yang kau sebutkan itu tidak benar maka engkau telah berdusta atas dirinya”.

Hal ini juga telah dijelaskan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu

ﻋَﻦْ ﺣَﻤَّﺎﺩ ﻋَﻦْ ﺇﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺍِﺑْﻦُ ﻣَﺴْﻌُﻮْﺩٍ ﻳَﻘُﻮْﻝُ : ﺍﻟْﻐِﻴْﺒَﺔُ ﺃَﻥْ ﺗَﺬْﻛُﺮَ ﻣِﻦْ ﺃَﺧِﻴْﻚَ ﻣَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻢُ ﻓِﻴْﻪِ. ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗُﻠْﺖَ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻓِﻴْﻪِ ﻓَﺬَﺍﻙَ ﺍﻟْﺒُﻬْﺘَﺎﻥُ

“Dari Hammad dari Ibrahim, dia berkata : Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata : ”Ghibah itu adalah engkau menyebutkan apa yang kau telah ketahui pada saudaramu, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya berarti menjadi sebuah fitnah.

Pandangan Islam Tentang Hukum Ghibah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman :

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﻥَّ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﺛْﻢٌ ۖ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠَﺴَّﺴُﻮﺍ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” [QS. Al-Hujurat/49 : 12]

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah menyeru kepada pelaku perbuatan ini, yang riwayatnya dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda :

ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻗَﺎﻝ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪ : ﻣَﺮَﺭْﺕُ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺃُﺳْﺮِﻱَ ﺑِﻲْ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻮْﻡٍ ﻳَﺨْﻤِﺸُﻮْﻥَ ﻭُﺟُﻮْﻫَﻬُﻢْ ﺑِﺄَﻇَﺎﻓِﺮِﻳْﻬِﻢْ, ﻓَﻘُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞُِ ﻣَﻦْ ﻫَﺆُﻵﺀِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﻐْﺘَﺎﺑُﻮْﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ, ﻭَﻳَﻘَﻌُﻮْﻥَ ﻓِﻲْ ﺃَﻋْﺮَﺍﺿِﻬِﻢْ

”Pada malam Isra’ aku melewati sekelompok orang yang melukai (mencakar) wajah-wajah mereka dengan kuku-kuku mereka sendiri”. Lalu aku bertanya : ”Siapakah mereka Jibril?”. Jibril pun menjawab :

“Mereka adalah orang-orang yang mengghibahi manusia, dan mencela kehormatan-kehormatannya mereka sendiri”.

Baca Juga Sobat : Hindarilah Sifat Riya Untuk Pamer Ibadah Di Jejaring Sosial

Jika sudah mengetahui yang bahwasannya ghibah itu telah dibenci dan dilaknat lansung oleh Allah maka mulailah dari sekarang juga untuk berhenti membicarakan ataupun menceritakan keburukan-keburukannya orang lain dengan cara menceritakan aibnya ke banyak orang. Apalagi sebagai saudara kita sendiri (semuslim), ataupun kepada non muslim. Sebab ingatlah setiap dari ucapan lisan kita itu telah dicatat oleh malaikat Munkar dan Nakir yang nantinya akan diminta pertanggung jawabannya kelak disaat setiap manusia sudah ada dialam barzakh.


16 Responses to "Hadits Tentang Larangan Ghibah Maupun Fitnah"

  1. Termasuk sifat dengki yang akhirnya pun pasti akan ghibah, walaupun saudara sendiri yang kita ceritain keburukan dari ahlaknya

    BalasHapus
  2. apapun alasannya sekalipun tidak munafik kalau bisa ghibah ini harus dihindari ya, karena akan berdosa besar

    BalasHapus
  3. Ghibah membicarakan keburukan orang lainpun dosanya juga tetap sama besarnya karena telah diharamkan dan dilaknat oleh Allah SWT

    BalasHapus
  4. Rasul SAW saja tidak menyukainya apalagi Allah ya? Jadi tanpa harus munafik mending ditegur lansung saja orangnya daripada ghibah kan

    BalasHapus
  5. @Jessica Shintya
    sekalipun benci, jangan sampai dengki sama saudara sendiri

    @Desy Clariesya
    karena ghibah bagian daripada fitnah, makanya dosanya pun besar

    @Imam Wahyudie
    makanya jangan suka membicarakan aibnya orang lain

    @Bayu Rosidan
    dosa besar apapun pasti tidak akan disukai oleh Allah dan Rasulnya mas

    BalasHapus
  6. kalau aku jujur yang jika lagi marah sama teman dikerjaan suka ghibah juga karena kelakuannya yang gak baik..

    BalasHapus
  7. dulu waktu masih sekolah saya sering ghibahin teman karena terhasut juga sama ajakan dari teman sendiri, tapi setelah tau dosanya itu teramat besar jadi menyesal sayanya

    BalasHapus
  8. saya pernah juga ngomongin saudara dengan sifat jeleknya karna rasa kesal sama gaya cara hidupnya yang sangat emosian

    BalasHapus
  9. Pada umumnya Ghibah ini salah satu penyakit masyarakat yang sering digunakan juga untuk ngerumpi membicarakan aib orang lain ya..

    BalasHapus
  10. @Rianty Agraenie
    selain tetangga, teman pun bisa jadi saudara loh, jadi jangan diladeni tingkah laku gak baiknya

    @Abdul Muhidin
    manusia itu sering khilaf, jadi dengan menyesal pun sudah dianggap baik oleh Allah loh..

    @Hasbi Manaf
    apapun sifat yang terlalu emosian tetaplah tidak baik, jadi cobalah diajak untuk dinasehati

    @Stephany Shintya
    ya benar, yang biasanya dari para ibu² RT mereka itu sukanya ngerumpi

    BalasHapus
  11. Makan bangkai hewan saja udah menjijikan apalagi ghibah? Sekalipun aib yang kita bicarakan dari orang lain tetap saja nilai dosanya sama dihadapan sang pencipta

    BalasHapus
  12. sekalipun aku punya saudara yang berwatak jelek tapi hanya dengan sedikit saja rasa bencinya tanpa harus ghibah juga keorang lain..

    BalasHapus
  13. Ternyata hadits dari firman Allah dan sabda Rasul pun telah dijelaskan tentang larangan ghibah ini, sekalipun tetap saja banyak para pelakunya

    BalasHapus
  14. Membicarakan aib orang lain terkadang bisa menyenangkan yang tanpa sadar jika kita sendiri pun juga punya aib, bahkan mungkin lebih besar keburukannya

    BalasHapus
  15. sesama muslim kan kita itukan bersaudara, jadi lebih baik mengalah saja dari pada harus saling membenci terus..

    BalasHapus
  16. @Ahmad Fahmi
    sesuai dengan hadits di Al-Quran makanya jangan dilakukan lagi..

    @Reny Dwiyantie
    sesakit apapun hati kita sama perilaku buruknya, tetap jangan sampai ghibah keorang lain

    @Dilka Setiawan
    karena hadits itu sebagai petunjuk yang terkadang pun manusia masih juga gak pernah mau paham..

    @Arieyanto
    istilah bahasa sindirannya yaitu berceminlah dahulu atau intropeksi diri ya..

    @Selvy Agustine
    apalagi dengan saudara sekandung harusnya bisa saling menjaga lisannya

    BalasHapus

Gunakan bahasa yang santun untuk berkomentar. Dan jangan sampai Rasis apalagi SPAM Sobat..