Informasi Tentang Artikel Islami Dan Kesehatan

Sabtu, 20 Oktober 2018

Hadits Tentang Larangan Ghibah Maupun Fitnah




Walaupun cukup banyak juga dari kalangan kaum muslimin yang mampu untuk menjalankan perintah perintahnya Allah Azza wa Jalla dengan baik dan mau pula menjalankan sunnah-sunnah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan zina, berkata dusta, meminum khamer, bahkan mampu juga untuk shalat malam di setiap harinya, senantiasa puasa senin kamis. Namun mereka tidak mampu menghindarkan dirinya dari perbuatan ghibah. Bahkan walaupun mereka telah tahu bahwasannya ghibah itu sangat tercela dan merupakan dosa besar, tetap saja mereka tidak mampu menghindarkan dirinya dari perbuatan ghibah yaitu sering membicarakan keburukannya orang lain. Yang dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu pernah menyampaikan tentang dosanya para pelaku ghibah dengan membawakan sabdanya baginda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam :

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

“Siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan atau mengambil sesuatu yang telah menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalihnya maka akan diambil seukiran kezaliman yang pernah ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil yang kemudian akan dibebankan kepadanya.” (HR. Bukhari No. 2449)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman :

ﻭَﻻَ ﻳَﻐْﺘِﺐْ ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ‎ ﺃَﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻟَﺤْﻢَ‎ ﺃَﺧِﻴْﻪِ ﻣَﻴْﺘًﺎ ﻓَﻜَﺮِﻫْﺘُﻤُﻮْﻩُ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ‎ ﺍﻟﻠﻪَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻮَّﺍﺏٌ ﺭَﺣِﻴْﻢٌ

“Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian akan membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, karena sungguh Allah itu Maha menerima taubat dan Maha pengasih.” (QS. Al Hujurat : 12)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَتَدْرُونَ ما الغِيبَةُ؟ قالوا: اللَّهُ ورَسولُهُ أعْلَمُ، قالَ: ذِكْرُكَ أخاكَ بما يَكْرَهُ قيلَ أفَرَأَيْتَ إنْ كانَ في أخِي ما أقُولُ؟ قالَ: إنْ كانَ فيه ما تَقُولُ، فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وإنْ لَمْ يَكُنْ فيه فقَدْ بَهَتَّهُ.

“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Mereka menjawab : “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah menggibahnya.” Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim No. 2589)

Dari Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

يا معشَرَ مَن أسْلَمَ بلِسانِه، ولم يُفْضِ الإيمانُ إلى قلبِه، لا تُؤْذُوا المُسلِمينَ، ولا تُعَيِّروهم، ولا تتَّبِعوا عَوْراتِهم؛ فإنَّه مَن تتَبَّع عَوْرةَ أخيه المسلِمِ تتَبَّع اللهُ عورتَه، ومَن تتَّبَع اللهُ عَورتَه يَفْضَحْهُ ولو في جَوفِ رَحلِه

“Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya padahal iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin! Janganlah menjelekkan mereka. Janganlah mencari-cari kekurangan mereka! Sebab, barang siapa mencari-cari kekurangan saudaranya yang muslim, niscaya Allah akan mencari-cari kekurangannya. “Barang siapa yang Allah cari-cari kekurangannya, niscaya Allah akan membongkar aibnya dan mempermalukannya, walaupun dia berada di dalam rumahnya.” (HR. Tirmidzi No. 2032 dan Ibnu Hibban No. 5763)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ ، وَإِنَّ مِنَ الْمَجَانَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا ، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Setiap umatku akan dimaafkan, kecuali orang yang terang-terangan dalam bermaksiat. Sesungguhnya, termasuk menampakkan kemaksiatan adalah seseorang berbuat suatu perbuatan maksiat dimalam hari, yang kemudian dipagi harinya dia menceritakan perbuatannya tersebut, padahal Allah sendiri telah menutupinya. Dia mengatakan, ‘Hai Fulan.. Tadi malam saya berbuat demikian dan demikian.’ padahal sepanjang malam Tuhannya telah menutupi aibnya, tetapi ketika pagi hari dia justru membuka penutup yang telah Allah tutupkan ke padanya.” (HR. Bukhari No. 6069 dan Muslim No. 2990)

Silakan Baca Juga : Sejarah Islam Asal Usul Dari Jin Setan dan Iblis

Sebab memakan bangkai hewan yang sudah mati dan berbau busuk saja pasti akan menjijikkan, apalagi memakan daging bangkai saudara kita sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Amru bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘anhu :

ﻋَﻦْ ﻗَﻴْﺲٍ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺮَّ ﻋَﻤْﺮُﻭ ﺑْﻦُ ﺍﻟﻌَﺎﺹِ ﻋَﻠَﻰ ﺑﺒَﻐْﻞٍ ﻣَﻴِّﺖٍ, ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﻷََﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﻟَﺤْﻢِ ﻫَﺬَﺍ )ﺣَﺘَّﻰ ﻳﻤْﻸَ ﺑَﻄْﻨَﻪُ ( ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻟَﺤْﻢَ ﺃَﺧِﻴْﻪِ )ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ

“Dari Qais dia berkata : ‘Amru bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘anh melewati bangkai seekor bighol (hewan hasil persilangan kuda dengan keledai), lalu beliau pun berkata : “Demi Allah, salah seorang dari kalian memakan daging bangkai ini hingga memenuhi perutnya lebih baik baginya daripada ia memakan daging saudaranya sendiri yang muslim.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad No. 736, dari Kitab As-Shamt No. 177)



Syaikh al Utsaimin rahimahullah berkata :

اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

“Ghibah termasuk dosa besar yang tidak bisa dihapus oleh shalat, sedekah, puasa dan haji.” (Syarh Riyadush Shalihin : 6/109)

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu pun pernah berkata :

عَنْ حَمَّاد عَنْ إبْرَاهِيْمَ قَالَ : كَانَ اِبْنُ مَسْعُوْدٍ رَ ضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُوْلُ : الْغِيْبَةُ أَنْ تَذْكُرَ مِنْ أَخِيْكَ مَا تَعْلَمُ فِيْهِ. وَإِذَا قُلْتَ مَا لَيْسَ فِيْهِ فَذَاكَ الْبُهْتَانُ

“Dari Hammad dan Ibrahim : Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata : ”Ghibah adalah engkau menyebutkan apa yang kau ketahui pada saudaramu, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya berarti itu adalah kedustaan.” (Dari kitab As-Somt No. 211)

Pandangan Islam Tentang Hukum Ghibah Yang Dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman :

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﻥَّ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﺛْﻢٌ ۖ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠَﺴَّﺴُﻮﺍ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (QS. Al-Hujurat/49 : 12)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah menyeru kepada pelaku perbuatan ini, yang riwayatnya dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda :

ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻗَﺎﻝ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪ : ﻣَﺮَﺭْﺕُ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺃُﺳْﺮِﻱَ ﺑِﻲْ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻮْﻡٍ ﻳَﺨْﻤِﺸُﻮْﻥَ ﻭُﺟُﻮْﻫَﻬُﻢْ ﺑِﺄَﻇَﺎﻓِﺮِﻳْﻬِﻢْ, ﻓَﻘُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞُِ ﻣَﻦْ ﻫَﺆُﻵﺀِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﻐْﺘَﺎﺑُﻮْﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ, ﻭَﻳَﻘَﻌُﻮْﻥَ ﻓِﻲْ ﺃَﻋْﺮَﺍﺿِﻬِﻢْ

”Pada malam Isra’ aku melewati sekelompok orang yang melukai, mencakar wajah-wajah mereka dengan kuku-kuku mereka sendiri”. Lalu aku bertanya : ”Siapakah mereka Jibril?”. Jibril pun menjawab :

“Mereka adalah orang-orang yang mengghibahi manusia, dan mencela kehormatan-kehormatannya mereka sendiri”.

Baca Juga Sobat : Hindarilah Sifat Riya Untuk Pamer Ibadah Di Jejaring Sosial

Jika sudah mengetahui yang bahwasannya ghibah itu telah dibenci dan dilaknat lansung oleh Allah maka mulailah dari sekarang juga untuk berhenti membicarakan ataupun menceritakan keburukan-keburukannya orang lain dengan cara menceritakan aibnya ke banyak orang. Apalagi sebagai saudara kita sendiri (semuslim), ataupun kepada non muslim. Sebab ingatlah setiap dari ucapan lisan kita itu telah dicatat oleh malaikat Munkar dan Nakir yang nantinya akan diminta pertanggung jawabannya kelak disaat setiap manusia sudah ada dialam barzakh.


Share:

16 Post a Comment:

Jessica Shintya™ mengatakan...

Termasuk sifat dengki yang akhirnya pun pasti akan ghibah, walaupun saudara sendiri yang kita ceritain keburukan dari ahlaknya

Desy Clariesya mengatakan...

apapun alasannya sekalipun tidak munafik kalau bisa ghibah ini harus dihindari ya, karena akan berdosa besar

Imam Wahyudie™ mengatakan...

Ghibah membicarakan keburukan orang lainpun dosanya juga tetap sama besarnya karena telah diharamkan dan dilaknat oleh Allah SWT

Bayu Rosidan mengatakan...

Rasul SAW saja tidak menyukainya apalagi Allah ya? Jadi tanpa harus munafik mending ditegur lansung saja orangnya daripada ghibah kan

Shiefa Agustina™ mengatakan...

@Jessica Shintya
sekalipun benci, jangan sampai dengki sama saudara sendiri

@Desy Clariesya
karena ghibah bagian daripada fitnah, makanya dosanya pun besar

@Imam Wahyudie
makanya jangan suka membicarakan aibnya orang lain

@Bayu Rosidan
dosa besar apapun pasti tidak akan disukai oleh Allah dan Rasulnya mas

Rianty Agraenie™ mengatakan...

kalau aku jujur yang jika lagi marah sama teman dikerjaan suka ghibah juga karena kelakuannya yang gak baik..

Abdul Muhidin mengatakan...

dulu waktu masih sekolah saya sering ghibahin teman karena terhasut juga sama ajakan dari teman sendiri, tapi setelah tau dosanya itu teramat besar jadi menyesal sayanya

Hasbi Manaf mengatakan...

saya pernah juga ngomongin saudara dengan sifat jeleknya karna rasa kesal sama gaya cara hidupnya yang sangat emosian

Stephany Shintya™ mengatakan...

Pada umumnya Ghibah ini salah satu penyakit masyarakat yang sering digunakan juga untuk ngerumpi membicarakan aib orang lain ya..

Shiefa Agustina™ mengatakan...

@Rianty Agraenie
selain tetangga, teman pun bisa jadi saudara loh, jadi jangan diladeni tingkah laku gak baiknya

@Abdul Muhidin
manusia itu sering khilaf, jadi dengan menyesal pun sudah dianggap baik oleh Allah loh..

@Hasbi Manaf
apapun sifat yang terlalu emosian tetaplah tidak baik, jadi cobalah diajak untuk dinasehati

@Stephany Shintya
ya benar, yang biasanya dari para ibu² RT mereka itu sukanya ngerumpi

Rizal Tantowi™ mengatakan...

Makan bangkai hewan saja udah menjijikan apalagi ghibah? Sekalipun aib yang kita bicarakan dari orang lain tetap saja nilai dosanya sama dihadapan sang pencipta

Reny Dwiyantie mengatakan...

sekalipun aku punya saudara yang berwatak jelek tapi hanya dengan sedikit saja rasa bencinya tanpa harus ghibah juga keorang lain..

Dilla Setiawan™ mengatakan...

Ternyata hadits dari firman Allah dan sabda Rasul pun telah dijelaskan tentang larangan ghibah ini, sekalipun tetap saja banyak para pelakunya

Arie Dickinson mengatakan...

Membicarakan aib orang lain terkadang bisa menyenangkan yang tanpa sadar jika kita sendiri pun juga punya aib, bahkan mungkin lebih besar keburukannya

Selvie Agustine™ mengatakan...

sesama muslim kan kita itukan bersaudara, jadi lebih baik mengalah saja dari pada harus saling membenci terus..

Shiefa Agustina™ mengatakan...

@Ahmad Fahmi
sesuai dengan hadits di Al-Quran makanya jangan dilakukan lagi..

@Reny Dwiyantie
sesakit apapun hati kita sama perilaku buruknya, tetap jangan sampai ghibah keorang lain

@Dilka Setiawan
karena hadits itu sebagai petunjuk yang terkadang pun manusia masih juga gak pernah mau paham..

@Arieyanto
istilah bahasa sindirannya yaitu berceminlah dahulu atau intropeksi diri ya..

@Selvy Agustine
apalagi dengan saudara sekandung harusnya bisa saling menjaga lisannya

Navigation List


BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.