Hati Hati Hadits Palsu Tentang ‘Sunnah Rasul’ Dimalam Jumat

Mungkin berawal dari sebuah status wall dijejaring sosial seperti Facebook yang sudah sangat kelewatan banget dengan beraninya mereka menyalah gunakan sebuah kata-kata candaannya jika “Sunnah Rasul” dimalam jum’at itu harus melakukan hubungan suami istri, bahkan ada yang sampai memposting gambar senonoh dengan diiringi kata yang tidak baik pula yang umumnya karena memang mereka itu gak tahu atau hanya sekedar ikut-ikutan saja dengan maksud agar bisa mengumpulkan banyak Like dan komentar dari sesama teman-teman dan para pengguna yang lainnya

Silakan Baca Juga : Pengertian Mudah Cara Benar Mengucapkan Salam

Sebab jika kita mencari sebuah kebenaran dari hadits yang menyatakan bahwa jika kaum muslim dan muslimah terikat dengan hubungan hukum pernikahan tentunya melakukan Jima’ dimalam Jum’at bukanlah merupakan sunnah rasul. Yang sebelumnya keraguan aku bukannya tanpa adanya alasan, namun bagaimana mungkin bisa seorang Rasul shalallahu’alaihi wasallam menyabdakan sesuatu yang pada akhirnya akan menjadi bahan candaan tak senonoh jika “Sunnah Rasul” sebagai pengganti dari istilah Jima’ yang di identikkan dengan aktivitas Jima’..?? Karena semuanya memang berawal dari hadits berikut ini yang : “Barang siapa melakukan hubungan suami istri dimalam Jum’at (kamis malam) maka pahalanya sama saja dengan membunuh 100 orang Yahudi.”. Dan dalam hadits yang lainnya ada disebutkan juga dengan membunuh 7000 Yahudi. Sebenarnya bagaimana derajat hadits tersebut apakah shahih, hasan, dhaif atau ma’udu (palsu)?

Hadits diatas tidak akan pernah bisa kita temukan dalam kitab manapun, baik itu kitab kumpulan hadits dhaif apalagi shahih, dan perlu diketahui juga jika kalimat tersebut bukanlah dari hadits dan tidak mempunyai sanad bersambung kepara sahabat, apalagi ke Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam. Yang akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits tentang “Sunnah Rasul” tersebut adalah palsu, atau lebih tepatnya lagi yaitu hadits yang statusnya telah dikarang oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab yang berani mengatasnamakan Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam, bahkan kita tidak akan bisa menemukan satu pun hadits Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam tentang berhubungan intim bagi suami-istri pada malam-malam tertentu, termasuk malam Jum’at. Jadi berhati-hatilah dari sekarang dengan banyaknya hadits-hadits palsu yang sengaja dibuat secara terus-menerus oleh musuh-musuhnya agama Islam

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ حَدَّثَ عَنِّيْ بِحَدِيْثٍ يَرَيْ أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ

“Barang siapa menceritakan dariku suatu hadits yang dia ketahui kedustaannya, maka dia termasuk di antara dua pendusta.” (HR. Muslim dalam al-Muqadimah dan Ibnu Majah No. 41)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat ayat : 6)

Dari Aus bin Aus, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ﻣَﻦْ ﺍﻏْﺘَﺴَﻞَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻭَﻏَﺴَّﻞَ ، ﻭَﺑَﻜَّﺮَ ﻭَﺍﺑْﺘَﻜَﺮَ ، ﻭَﺩَﻧَﺎ ﻭَﺍﺳْﺘَﻤَﻊَ ﻭَﺃَﻧْﺼَﺖَ ، ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺑِﻜُﻞِّ ﺧُﻄْﻮَﺓٍ ﻳَﺨْﻄُﻮﻫَﺎ ﺃَﺟْﺮُ ﺳَﻨَﺔٍ‎ ‎ﺻِﻴَﺎﻣُﻬَﺎ ﻭَﻗِﻴَﺎﻣُﻬَﺎ

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at dengan mencuci kepala dan anggota badan lainnya, lalu ia pergi diawal waktu atau ia pergi dan mendapati khutbah pertama, lalu ia mendekat pada imam, mendengar khutbah serta diam, maka setiap langkah kakinya terhitung seperti puasa dan shalat setahun.” (HR. Tirmidzi no. 496. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Ada tafsiran lain mengenai makna mandi dalam hadits diatas. Sebagaimana kata Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad

‎ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ:)ﻏَﺴَّﻞ(ﺃﻱ :ﺟﺎﻣﻊ ﺃﻫﻠﻪ ، ﻭﻛﺬﺍ ﻓﺴَّﺮﻩ‎ ‎ﻭﻛﻴﻊ

Imam Ahmad berkata, makna ghossala adalah menyetubuhi istri. Demikian ditafsirkan pula oleh Waki’. Yang tafsiran diatas telah disebutkan pula dalam kitab Fathul Bari 2: 366 dan Tuhfatul Ahwadzi, 3: 3 yang tentu saja hubungan intim tersebut mengharuskan untuk melakukan mandi junubnya dahulu.



Dan Berikut Ini Dari Sunnah Rasul Yang Benar Untuk Dilakukan Dimalam Jumat Secara Hadits Shahih

Memperbanyak Membaca Shalawat
Sabda Nabi Shallalhu Allahi Wasallam : Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari Jumat karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari Jumat, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku. (HR. Baihaqi).

Membaca Al-Quran khususnya surat Al Kahfi
Sabda Nabi Shallalhu Allahi Wasallam : Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jumat. (HR. Al Hakim). Namun begitu ada ikhtilaf atau perbedaan pendapat juga dikalangan para ulama ahli hadits

Memperbanyak Doa
Rasulullah Shallalhu Allahi Wasallam bersabda : Hari Jumat itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah SWT dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ashar. (HR. Abu Dawud).

Mengerjakan Shalat Jumat
Rasulullah Shallalhu Allahi Wasallam bersabda : Shalat Jumat itu wajib atas tiap muslim yang dilaksanakannya secara berjamaah sebagai pengganti sholat zhuhur untuk kaum laki-laki, terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit. (HR. Abu Daud dan Al Hakim)

Pesan Positif Untuk Diambil Hikmahnya Adalah :
Jika kamu sudah mengerti dan mengetahui yang ternyata ada banyak hadits palsu yang bertebaran didunia internetan maupun lewat buku bacaan dengan statusnya bukanlah shahih (sehat), maka berhati-hatilah dari sekarang juga untuk tidak ikut-ikutan menggunakan candaannya dijejaring sosial seperti di Facebook, Twitter, Instagram, karena ilmu hadits itu sifatnya suci dan dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala terutama tentang beberapa hadits-hadits palsu yang berani mengatasnamakan Rasullulah ﷺ karena biasanya pun sering dijadikan sebagai alat kebencian dari kalangan oknumnya non muslim untuk menghina agamanya umat muslim sobat.

Tweet